Semakin berkembang teknologi, semakin cepat sebuah proses bisa dilakukan, tetapi tetap saja ada proses di dalamnya, bukan sekedar sim sa la bim, dan kemudian tepuk tangan ala Pak Tarno, dan kemudian semua bisa berubah seperti yang diinginkan. Bukan pula seperti Romi Rafael ataupun Uya Kuya yang hanya dengan sulap a la hipnotisnya, maka semua bisa manut dan nurut dengan kata-katanya. Karena, semua yang ada di dunia ini diciptakan untuk mengikuti sunnatullah, yang di dalamnya ada proses. Kita bukan Robb yang dengan IrodahNya bisa langsung mengubahciptakan apa yang dikehendakiNya hanya dengan Kun Fayakuun. Dan ... dari dulu aku sangat menghargai proses, dan lebih suka berproses. Itulah makanya ketika ada makin banyak orang yang berprinsip bahwa semua bisa digapai dengan instan, bukan aku menolak, tetapi hanya tidak senada dan seirama saja.
Demikian pula saat my hubby berniat untuk mengikutkan anak-anak untuk ikut program 3 hari yang katanya bisa mencerdaskan anak dan membuat anak cepat berpikir, membaca cepat, dan kelebihan-kelebihan lainnya, maka aku mencoba untuk menggali siapa sebenarnya penemu program tersebut dan apa saja yang telah dicapainya.
Yupps, it's the next brilliant yang ternyata situsnya sudah turun bero dan yang hidup masih blog gratisannya yang menggunakan platform blogspot, serta facebooknya yang sudah pada main turun harga. It's really makes me got more illfeel.... So, sebagai seorang isteri yang hanya bisa berdoa, maka dengan harap kuat aku memohon agar anak-anakkua terhindar dari program tersebut. Dan, menjelang hari pelaksanaan pelatihan (pelaksanaan pelatihan tanggal 2, 3, dan 5 November 2013), tiba-tiba si Bapak penemu program bilang jika pelatihan tersebut belum bisa diberikan kepada anak di bawah usia SMP. Alhamdulillah, itu adalah jawaban pertama yang membahagiakan. Sementara si Sulung juga bilang jika dia tidak bisa meninggalkan kelas di hari Sabtu, sehingga tidak bisa mengikuti program tersebut. Tinggallah si nomor dua, Kak Ida, yang harus berjuang untuk menolak program pelatihan tersebut. Dan jawaban pun datang dari putra an putri teman si penemu program, yang mengundurkan diri di hari pertama, waktu baru mengikuti separuh session. It's really the answer from Allah, that finally made my hubby allowed my doughter to get out from that program. So, aku tidak perlu mengajukan ragam alasan dan debat dengan my hubby untuk tidak mengikuti program tersebut.
Begitulah, aku tidak menolak percepatan, ataupun hal-hal yang instan, karena aku menghargai proses yang akan menyehatkan jiwa dan hati serta pola pikir kita, sebagaimana ketika memasak mi instan pun aku menghindari penggunaan bumbu bawaan mi instan, dan memasaknya kembali dengan tambahan ragam sayur, jamur, dan telur serta bumbu buatanku sendiri yang bebas MSG .... Meskipun terkesan lebih ribet, tetapi akan lebih menyehatkan dan lebih bervisi ke depan .....
Lantas, program pencerdasan yang seperti apa yang aku harapkan? program yang melalui proses yang diiringi dengan keikhlasan, ketekunan, dan kesungguhan, serta rutin dilakukan .... Jika pingin cepat, aktivasikan hati dan otak dengan tartil Al Quran secara rutin, atau bisa juga dengan alunan musik klasik macam Wolfgang Amadeus Mozart, Beethoven, atau sekedar denting piano Richard Clayderman atau tiupan saxophone Kenny G, all will make ouer heart, mind, and soul, and brain got activated better....
No comments:
Post a Comment