It's Okay If You're Not Okay

Yolanda Putih di Depan Rumah @floragardenmama Ketika kita bisa memaafkan orang lain, lalu mengapa kita tidak bisa memaafkan diri sen...

Saturday, November 16, 2013

Anak Corat-Coret? Eits ... Jangan Dimarahi Dulu

Coretan Tembok Dik Nana Saat masih TK (doc. Pribadi)
Orangtua pasti akan merasa gusar ketika melihat anak-anak mencorat-coret di tembok, di meja, di lantai, atau di tempat manapun yang ditemui. Apalagi kalau temboknya habis di cat, atau corat-coret tembok saat tengah diajak main di rumah kerabat. pasti akan makin gusar. Tapi, anak corat-coret adalah hal wajar dalam tugas perkembangannya. Corat-coret tembok menunjukkan adanya perkembangan dalam diri anak, baik fisik maupun psikis. Melalui aktivitas coret-coret, maka akan mendukung perkembangan otot kecil di tangan, koordinasi mata-tangan, dan kemampuan memegang alat tulis (Ayahbunda, 2012-2013). Berikut adalah rangkuman efek samping yang positif dari aktivitas corat-coret anak:
  • Melatih kendali otot halus. Memberi krayon dan kertas untuk mencoret, membantu anak mengembangkan kemampuan mengendalikan jari yang akan dia butuhkan untuk menggunakan sendok dan menyikat gigi. 
  • Melatih kemandirian. Dunia anak penuh larangan yang tak boleh dia sentuh. Dengan sekotak krayon dan kertas, anak mengambil keputusan sendiri, apa yang akan dia lakukan. Kebebasan mencipta dan memilih sesuatu, mengembangkan kemandirian berpikir. 
  • Tahap awal mengenal huruf. Sejalan bertambahnya usia, coretan anak akan menyerupai bentuk benda, angka dan huruf. 
  • Pelepasan emosi. Pelukis, menggambar atau melukis untuk mengekspresikan perasaan. Anak Anda mungkin juga mengalami hal ini. Tak mampu mengancingkan bajunya sendiri, gagal membangun menara, atau bermacam hal tak boleh disentuh, menimbulkan rasa frustrasi yang butuh pelepasan (Ayahbunda, 2012-2013).
Saat Pindah di Kertas, Berkurang Semangat Menggambarnya, Karena Harus Mengulang (doc. pribadi)
Selain itu, corat-coret anak juga bisa menyeimbangkan otak kiri dan kanan, karena menggambar merupakan salah satu cara untuk mengasah otak kanan. Bukankah otak kanan sering disebut sebagai otak gambar? otak yang membantu manusia dalam berimajinasi, merangsang krativitas, dan intuisi. Dengan terasahnya otak kanan, maka anak akan juga mengasah kemampuan imajinasi, kreativitas, daya ingat yan tajam, mudah bergaul (bersosialisasi).
Pastinya, penyeimbangan otak kanan dan kiri ini harus dimulai dari rumah kan, karena kuriklum pendidikan di Indonesia hingga saat ini masih lebih terfokus pada pengasahan otak kiri, yang lebih mengedepankan logika, dan kemampuan akademis matematis, bahwa angka 2 dihasilkan dari perhitungan 1 + 1, atau bahwa 1 + 1 = 2.
Nah, ternyata dengan berimbangnya otak kanan dan kiri, akhirnya kemampuan anakjuga lebih seimbang baik secara akademis maupun praktis, kemampuan kemandirian maupun kemampuan sosialisasi, imajinasi, dan emosi.

Dari uraian di muka maka ... sudah bukan saatnya lagi sekarang untuk bilang 'Jangan' atau 'Tidak boleh' ketika melihat anak mencorat-coret bidang apa saja. Tetapi justru memberi tempat yang bisa dijadikan sebagai tempat dia mencorat-coret. Karena ternyata, corat-coret adalah tugas perkembangan yang harus dilaluinya. Dan, saat dia sudah masuk usia enam tahun  maka kebiasaan corat-coret itu akan berubah menjadi kebiasaan menggambar, mewarnai, dan menulis pada tempatnya .....

2 comments:

  1. Setuju mak, smakin banyak coretan semakin kreatif :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. yang penting tidak di ruang tamu atau di tembok depan rumah ya mak ....

      Delete

About Me

Just a little bit of woman, mom, and wife ...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...