(doc. pribadi, pic. by Admin) |
Sejak beberapa bulan yang lalu, di rumah yang juga difungsikan sebagai
kantor, menyediakan les gratis bagi anak-anak Sekolah Dasar. Awalnya,
yang disasar adalah anak-anak yatim dan/atau piatu, karena kebetulan
lokasi kami berdekatan dengan panti asuhan. Tetapi ternyata mereka juga
mengajak teman sekolah mereka. So, peserta les pun tidak lagi hanya anak
yatim dan/piatu, tetapi juga anak-anak tetangga yang ingin ikut les dan
teman-teman sekolah mereka.
(doc. pribadi, pic. by Admin) |
Untuk les gratis ini, pengajarnya adalah para karyawan my hubby yang
dengan sukarela menyediakan waktu untuk bersedekah ilmu. Mereka mengatur
jadual pelajaran berikut pengajarnya. Anak-anak yang ikut lea adalah anak-anak kelas 3, 4, 5, 6. Setiap pertemuan diikuti oleh dua kelas dan masing-masing kelas menempati ruang kelas masing-masing.
Hmmm ... Meskipun demikian, saya salut juga dengan mereka. Ketika my
hubby menginstruksikan untuk segera memulai pelajaran, maka seorang anak
segera maju untuk memimpin doa bersama. Dan, saat itu, mereka duduk
rapi. Setelah doa, mereka mengumpulkan tugas rumah yang kemarin
diberikan sama guru. Anak-anak mulai ribut untuk melihat pekerjaan
temannya.
Dua minggu kemarin, kebetulan pengajar Matematika terlambat hadir,
karena harus mengunjungi anggota keluarga yang sedang opname di Rumah
Sakit terlebih dahulu. Nah, my hubby meminta saya untuk menemani beliau
menggantikan sementara mengajar anak-anak. Wih, ramenya. Mendudukkan
mereka dengan rapi tidak cukup hanya dengan satu kali instruksi. Duduk
sebentar, setelah itu berjalan ke sana ke mari. Menggoda teman yang
sudah duduk tenang, colek sana, colek sini. Belum lagi ucapan-ucapan a
la Surabaya seringkali terdengar di antara celotehan mereka.
Setelah tugas rumah mereka terkumpul, my hubby memberi tugas untuk
menyelesaikan soal di papan tulis. Anak-anak menyalin dan mengerjakan tugas tersebut
di buku les masing-masing. Sementara, pengajar mengecek tugas rumah.
Anak-anak pun mulai mengerjakan tugas yang diberikan di papan tulis. Tak urung suara gaduh, toleh kanan, toleh kiri oleh sebagian anak.
"Pak, nanti yang bisa ngerjain kasih permen ya?" Celetuk seorang anak.
"Boleh. Yang sudah selesai mengerjakan di buku tulis, bisa menjawab soal yang di papan tulis. Satu orang satu soal ya,"
Anak yang sudah selesai maju ke papan tulis untuk mengerjakan tugas di papan, dan jika selesai, maka mereka akan mendapatkan permen.
Hmmm.... satu biji permen pun bisa menyemangati anak-anak untuk berusaha untuk mengerjakan tugas ....
No comments:
Post a Comment