It's Okay If You're Not Okay

Yolanda Putih di Depan Rumah @floragardenmama Ketika kita bisa memaafkan orang lain, lalu mengapa kita tidak bisa memaafkan diri sen...

Tuesday, November 25, 2014

Bukan Tak Percaya Dokter

Saat membaca tulisan di beberapa tempat mengenai kerjasama dokter dengan farmasist ataupun pabrikan obat, saya hanya tersenyum, karena saya sudah pernah membicarakan tentang fenomena itu dengan my hubby beberapa waktu yang lalu. Bahkan, pada saat kami masih rajin-rajinnya ke dokter untuk memeriksakan kehamilan dan cek kesehatan si sulung. 

Dan, terkait mengapa akhirnya kami tidak sering ke dokter jika anak-anak atau kami sakit, itu adalah karena my hubby mulai menyadari bahwa tubuh kita memiliki energi untuk melakukan recovery diri. 
Kalau saya pribadi sih, memang dari kecil tidak akrab dengan obat dan dokter. Karena saya takut disuntik hehehe ... 
So, di rumah, kami paling sedia obat gosok semacam minyak kayu putih atau minyak telon, atau jenis-jenis minyak gosok lainnya, cairan infus untuk luka, kapas, dan umbi-umbian, semacam kunyit, temulawak, kencur, dan jahe, serta madu atau gula siwalan. 

Jika ada keluhan pusing atau demam, batuk, pilek, meriang, maka obat gosok dan minuman dari salah satu umbi-umbian itu akan meringankan. Nah, kembali ke dokter yang bekerjasama dengan farmasist atau pabrikan obat, itu terlihat kentara pada resep obat yang diberikan. Atau, pada obat yang disediakan oleh dokter di etalase obatnya. Isi etalasi itu biasanya sangat senada. Obat keluaran satu pabrikan. Saat menerima obat, biasanya saya memang mengecek nama obat dan aturan pakainya, bahkan meskipun sudah ada tulisan di kertas kecil segiempat mengenai aturan minumnya. 

Nah, mengenai pemakaian antibiotik, saya pernah mendapat penjelasan dari seorang dokter spesialis kulit dan kelamin, bahwa jika ditanyai sama dokter, apakah memilih obat generic atau antibiotik kategori yang bagus dengan harga yang lebih mahal. Maka kata dokter tersebut, lebih baik memilih mbat generic, karena antibiotik yang kategori lebih tinggi justru akan mengganggu antibodi kita. 
Begitulah ... Dan, akhirnya. Alhamdulillah, keyakinan kami bahwa tubuh kita diciptakan dengan sempurna, sangat membantu kami untuk meyakini, bahwa setiap penyakit yang diberikan adalah sebatas kemampuan tubuh untuk melaluinya. Karena energiNya sangat sempurna. 
So, bukan berarti kami tidak percaya dengn dokter, tetapi pengalaman kami saat berinteraksi secara lebih akrab dan dekat dengan beliau-beliau justru banyak memberi manfaat dan pegetahuan, mengenai bagaimana melakukan recovery saat sakit, dan bagaimana seharusnya menjaga kesehatan tanpa harus bergantung pada obat-obatan kimia.

Pic. by @mom_of_five

2 comments:

About Me

Just a little bit of woman, mom, and wife ...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...