It's Okay If You're Not Okay

Yolanda Putih di Depan Rumah @floragardenmama Ketika kita bisa memaafkan orang lain, lalu mengapa kita tidak bisa memaafkan diri sen...

Friday, August 28, 2015

Kami Pilih Bank Syariah, Tenang dan Aman untuk Semua

Tabungan pertama yang saya miliki adalah tabungan di bank Konvensional, karena saya membutuhkan bank untuk mentransfer uang dari akun paypal. Dimana saya tidak bisa menggunakan akun bank my hubby, karena nama di akun paypal harus sama dengan nama di akun bank di Indonesia. Setelah membuka akun bank dan mengurus kartu ATM, serta internet banking, maka saya pun punya rekening bank Konvensional. 

Tidak ada hal yang aneh selama transaksi dengan menggunakan rekening bank Konvensional. Saya menggunakan kartu ATM untuk menarik uang via mesin ATM dan belanja. Internet banking memudahkan saya untuk mengecek saldo, transaksi antar bank, dan mentransfer uang dari akun Paypal

Hingga akhirnya, secara tidak sengaja saya membuka rekening bank Syariah, karena pendaftaran dilakukan oleh pengurus komunitas olahraga yang saya ikuti bersama my hubby. Saya tidak terlalu menanggapi rekening bank Syariah saya tersebut, karena buku tabungannya juga dibawa oleh ketua komunitas. 

Setelah itu, saya merasa memerlukan untuk membuka rekening tabungan lagi yang saya maksudkan untuk mengelola keuangan pribadi saya. Maksudnya, agar saya bisa menyisihkan dana pribadi saya dan tidak terlalu boros dalam membelanjakan uang. Pilihan bank Syariah ini juga tidak sengaja, hanya karena kebetulan my hubby menggunakan layanan bank Syariah untuk mengelola keuangan bisnisnya. Bahkan seluruh karyawan beliau memiliki rekening bank Syariah untuk proses transfer gaji karyawan. 

Saya juga membukakan tabungan Syariah untuk kelima putra dan putri saya untuk mengajarkan mereka menabung. Dan memilih bank Syariah, karena merasa yakin bahwa bank Syariah akan mengelola dana mereka secara syar’i


Sekali lagi, saya tidak merasakan perbedaan apa-apa ketika membuka rekening baru di bank Syariah. Saya mendapatkan kartu ATM yang juga bisa saya gunakan untuk mengambil uang di mesin ATM dan belanja. Demikian pula dengan anak-anak. Sayangnya, rekening Bank Syariah saya ini harus saya lepas untuk dipegang bagian keuangan di kantor my hubby, untuk penempatan dana non-operasional. 

Setelah tidak memegang kartu ATM Bank Syariah, saya kembali menggunakan kartu ATM bank Konvensional untuk menarik uang di mesin ATM dan belanja. 

Hingga akhirnya, saya pun kembali membuka rekening bank Syariah untuk kebutuhan penyisihan dana non-operasional lagi dalam mendukung pengelolaan keuangan bisnis my hubby. Saya langsung membuka dua rekening untuk saya dan satu rekening untuk putri kedua saya, karena ATM dia yang pertama hilang. 

Karena putri kedua saya waktu itu belum tujuh belas tahun, maka rekening tabungannya ikut delam rekening tabungan saya. Dan ternyata, setelah pengecekan, saya telah memiliki rekening di bank Syariah tersebut. Yaitu rekening bank yang dibukakan oleh pengurus Komunitas Olahraga yang saya ikuti. 

Pelayanan pembukaan rekening bank Syariah yang ini tergolong mudah dan cepat. Apalagi pegawai banknya bersedia datang ke kantor my hubby, sehingga saya tidak perlu datang ke kantor cabang seperti saat saya membuka rekening bank konvensional yang pertama kali. 
Pada saat pembukaan rekening ini, pegawai banknya memberi penjelasan secara rinci setiap produk bank Syariah yang ditawarkan, perbedaan antarproduk, dan perbedaannya dengan produk bank konvensional. Setelah saya memilih produk tabungan yang ditawarkan, proses pengisian formulir pun dilakukan dan semua siap diproseskan oleh pegawai bank tersebut.

Tidak sampai satu minggu, semua fasilitas tabungan sudah saya terima. Tiga kartu ATM, tiga buah buku tabungan, dan fasilitas layanan internet banking dan mobile banking pun sudah saya terima. Yang kemudian menjadi berbeda dan agak mengganjal adalah, aktivasi akun rekening harus dilakukan di kantor cabang. Bersyukurnya, aktivasi bisa dilakukan oleh staf bagian keuangan my hubby, sehingga saya tidak perlu ikut ke kantor cabang. Cukup dengan mengisi formulir surat kuasa dan memasang materai 6.000 rupiah. 

Pengecekan Saldo, Mutasi, dan Transaksi Via Internet Online Bank Syariah
Namun demikian, ada hal yang agak mengganjal yaitu bahwa untuk transaksi melalui internet bankingnya tergolong agak ribet, karena harus menggunakan kode berupa angka-angka yang tidak bisa dihafal, tetapi harus dicheck list setiap kali mau transaksi dan usai transaksi. Memang, prosedur seperti itu tidak seperti pada bank Syariah lain yang menggunakan token untuk transaksi online. Sehingga tidak bisa disamaratakan bahwa semua bank Syariah memiliki prosedur yang agak rumit dalam bertransaksi. 

Oh iya, berdasarkan pengalaman, secara umum, fasilitas dan penggunaan layanan bank Syariah dan bank Konvensional itu sama. Yang membedakan, adalah pada program bagi hasil yang dibagi setiap akhir bulan. Karena saya memilih produk mudhorobah, maka saya mendapatkan sejumlah bagi hasil setiap akhir bulan dan bukan bunga seperti yang umumnya ada di bank Konvensional. 
Hal ini yang sedikit menjadikan saya tenang. Artinya melalui pengelolaan keuangan Syariah di bank, saya dan keluarga terhindar dari bunga bank. Yang artinya pula, kami sekeluarga terhindar dari riba. 

Meskipun demikian, masih juga ada yang menjadi pertanyaan yang mengganjal, apakah prinsip keuangan Syariah pada bank Syariah juga ta’awun, seperti yang seharusnya. Yaitu prinsip tolong menolong dan bantu membantu. Karena pada dasarnya praktik bank Syariah dan bank Konvensional sekilas sepertinya sama, yaitu mengumpulkan dana dari nasabah untuk selanjutnya disalurkan kepada nasabah lain yang menggunakan produk-produk bank Syariah untuk melakukan pembiayaan usaha dan lain-lain. Dimana pada praktiknya, tujuan pendirian bank Syariah, tetaplah bisnis yang berorientasi pada pencapaian profit. 

Mungkin pertanyaan yang terbersit dalam benak saya tersebut bisa jadi terbersit juga pada benak masyarakat lain. Sehingga, perbedaan antara bank Syariah dan bank Konvensional yang diketahui masyarakat masih baru sebatas pada istilah. Oleh karena itu, diperlukan sosialisasi yang intensif, masif, terstruktur untuk bisa memahamkan karakter Syari’ah yang melekat pada bank Syari’ah dan membedakannya dari bank konvensional. 

Namun, sekali lagi, di antara bersitan pertanyaan di benak saya, saya, anak-anak, my hubby, dan bahkan pengelolaan keuangan bisnis my hubby, telah mulai lebih banyak menggunakan pelayanan bank Syariah. Meskipun masih tetap menggunakan bank konvensional untuk menfasilitasi pelanggan yang juga masih menggunakan bank Konvensional. 

Gambar: dokumen pribadi

No comments:

Post a Comment

About Me

Just a little bit of woman, mom, and wife ...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...