It's Okay If You're Not Okay

Yolanda Putih di Depan Rumah @floragardenmama Ketika kita bisa memaafkan orang lain, lalu mengapa kita tidak bisa memaafkan diri sen...

Tuesday, July 16, 2019

Kendalikan Penyakit Tidak Menular dengan GERMAS: Mulai dari Diri Sendiri, Keluarga, dan Tempat Kerja

Suatu siang di kantor Pak Suami. 
Pak Suami memanggil saya dan meminta saya ke ruang meeting. Saat saya masuk ke ruang meeting, saya langsung dipersilakan duduk di sebelah petugas yang siap untuk mengambil darah saya. Satu dua tetes darah diambil melalui ujung jari saya dan diperiksa teksturnya. Setelah itu, dokter menjelaskan kondisi kolesterol, ginjal, kadar gula, keasaman darah, dan kadar purin.
Selama ini saya merasa tubuh saya baik-baik dan sehat-sehat saja. Tapi, hasil pemeriksaan darah menunjukkan kadar kolesterol saya lumayan tinggi. Beda dengan saya, pak Suami dideteksi kadar purinnya yang tinggi. 
Selain saya, para karyawan juga diperiksa oleh dokter. Kalau kondisi saya dan suami dengan tingkat kolesterol dan purin tersebut, saya bisa memaklumi, karena usia kami memang sudah tidak muda lagi. Tapi, yang mengherankan, ada anak buah suami yang masih 19 tahun sudah memiliki tingkat kolesterol yang tinggi pula. Ada pula yang mengalami keasaman darah yang tinggi. Selain itu, ada yang usianya masih 20 tahun sudah terganggu ginjalnya. 
Dokter kemudian menjelaskan mengapa hal-hal tersebut sampai terjadi pada tubuh tanpa mengenal usia. Saat menoleh ke arah saya, dokter menanyakan tentang kebiasaan olahraga dan kebiasaan makan saya. Karena saya merasa tubuh saya baik-baik saja, saya memang makan apa saja, termasuk gorengan, keripik, dan makanan bersantan. Demikian pula dengan Pak Suami yang suka makan jerohan, bebek, soto daging, sate dan gulai kambing, dan kawan-kawan. 
Selanjutnya, dokter membuka slide di laptopnya dan mengarahkan gambar pasar tradisional. Dokter lalu menjelaskan betapa harus bersyukurnya kita yang tinggal di Indonesia. Negara yang gemah ripah loh jinawi. Matahari yang bersinar sepanjang tahun, udara yang segar, ragam rempah, sayur, dan buah. Pasar tradisional yang menyediakan bermacam-macam kebutuhan karbohidrat, protein, lemak, vitamin. Dokter menunjukkan gambar buah dan sayur yang bisa diperoleh dengan mudah di pasar tradisional. Sambil menjelaskan betapa kebiasaan belanja di pasar tradisional adalah kebiasaan yang bagus untuk kesehatan. Jalan pagi menuju pasar dan mengonsumsi sayur dan buah adalah kebiasaan sehat. 
Ah, saya jadi merasa tertampar. Makjleb di hati yang paling dalam. Kapan coba terakhir kali belanja ke pasar tradisional. Lama nian tidak lagi belanja ke pasar tradisional dengan diantar pak Suami. Ataupun berlari kecil dari dalam rumah untuk meneriaki penjual sayur 'rengkek'. Atau sekedar berjalan kaki ke warung 'peracangan'. Selama ini, untuk kebutuhan, makan paling sering membeli makanan via online. Tinggal pencet-pencet gadget, dan bel rumah akan berbunyi. Tanda pengirim makanan sudah tiba di depan rumah.
Mendengar tamparan keras atas penjelasan dokter, saya melirik Pak Suami tersayang. Dan senyum kecil terlintas di sudut bibirnya. Saya justru mengerucutkan bibir, merajukkan hati untuk kembali membiasakan hidup sehat seperti dulu lagi. 
Yupps. Kadang karena tubuh merasa baik-baik saja, kita menjadi lalai terhadap hak tubuh untuk tetap diperhatikan kebutuhannya. Jarang bergerak, jarang memeriksakan kesehatan, dan jarang makan makanan sehat nan bergizi. Pantaslah, jika Kementerian Kesehatan Republik Indonesia kemudian meluncurkan program Germas (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat).
Sumber: Kemenkes


Apa dan Mengapa Harus Germas? 

Jika masa lalu, kebanyakan penyakit yang diderita adalah disebabkan kuman dan kotoran fisik, maka penyakit zaman sekarang lebih banyak disebabkan oleh adanya 'kuman' psikologis. Jika masa lalu kebanyakan penyakit adalah penyakit semacam diare, disentri, kudisan, kurap, panu, dan kawan-kawan. Maka, di era sekarang, kebanyakan penyakit dkisebabkan oleh faktor perilaku fisik (pola hidup, pola makan) dan perilakuj psikis (pola pikir), seperti, diabetes, jantung, asam lambung, kanker dan ragam penyakit tidak menular lainnya. 

Karena itu, Germas membantu menjawab menyelesaikan masalah kesehatan masyarakat dengan tujuan untuk pengendalian penyakit, terutama penyakit tidak menular. GERMAS adalah program yang dicanangkan oleh Menteri Kesehatan Masyarakat terutama untuk pengendalian diri dari ancaman penyakit tidak menular (PTM) yang diam-diam mematikan dan menyerang masyarakat tanpa kenal usia. Germas menjadi semakin krusial harus digerakkan di masyarakat, karena fenomena terjangkitnya PTM ada kecenderungan mengalami peningkatan. Berdasarkan penjelasan Kemenkes RI, pada tahun 2015, PTM seperti Stroke, Penyakit Jantung Koroner (PJK), Kanker dan Diabetes justru menduduki peringkat tertinggi.

Lalu, apa saja bentuk kegiatan Germas? Sekali lagi, menurut Kemenkes RI, GERMAS dapat dilakukan dengan cara: Melakukan aktifitas fisik, Mengonsumsi sayur dan buah, Tidak merokok, Tidak mengonsumsi alkohol, Memeriksa kesehatan secara rutin, Membersihkan lingkungan, dan Menggunakan jamban. Pada tahap awal, GERMAS secara nasional dimulai dengan berfokus pada tiga kegiatan, yaitu: 1) Melakukan aktivitas fisik 30 menit per hari, 2) Mengonsumsi buah dan sayur; dan 3) Memeriksakan kesehatan secara rutin.

Sumber: Kemenkes

1.  Lakukan Aktivitas Fisik 

Masih teringat dengan kata dokter di kantor Pak Suami, 
"Anda jalan kaki lima menit saja, jantung Anda akan mengucapkan terimakasih kepada Anda. Bahkan beribu-ribu terimakasih. Karena Anda telah mengajaknya refresh barang sejenak". 
Seiring dengan tingkat kesibukan yang tinggi di belakang meja, maka aktivitas fisik menjadi semakin berkurang. Koordinasi antarrekan kerja yang bisa dilakukan dengan mudah melalui bantuan jaringan elektronik membuat orang betah berlama-lama di tempat duduk dan hanya berdiri saat waktunya pulang kerja. Kebiasaan ini bahkan bisa membuat orang lupa makan dan mengabaikan kebiasaaan ke toilet. Jadi bisa dibayangkan kan dampaknya bagi kesehatan? Terlalu sering menahan buang air besar dan buang air kecil itu tidak baik lo buat pencernaan. Bisa menyebabkan sembelit (konstipasi), ambeien, dan infeksi saluran kencing. 

Sementara itu, saat di rumah kemudahan belanja online via gadget, membuat orang tidak perlu banyak bergerak jika ingin membeli sesuatu. Bisa dibayangkan, ingin makan, tinggal pencet aplikasi belanja makanan; ingin beli tiket, beli apapun tinggal pencet gadget. Bahkan ingin bercanda dengan teman pun, bisa dilakukan dengan gadget. Sambil tiduran pula. 

Hohohooo… betapa aliran darah sebagai penyalur oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh menjadi semakin padat merayap. Dan dampaknya, otot terasa kaku, mudah pusing, mudah lelah, dan sebagainya. 

Melalui anjuran dalam gerakan Germas, masyarakat diharapkan untuk kembali mengaktifkan organ tubuh. Hal ini bisa dilakukan dari hal kecil yang sederhana. Sederhana saja, yang penting rutin dan disiplin, di antaranya, jalan kaki, melakukan hobi di tempat terbuka, berkomunitas. 

Jalan Kaki 
Jalan Pagi Bersama Anggota Keluarga (Doc. Pribadi)
Mendisiplinkan diri untuk jalan kaki tiap pagi di luar rumah, sambil menghirup segar dan murninya oksigen di pagi hari. Manfaatnya akan lebih besar lagi jika jalan kaki dilakukan dengan anak-anak. Selain sehat jasmani, juga sehat dalam hubungan orangtua dan anak. 

Olahraga Ringan di Rumah

Bergerak Bergerak Bergerak (Doc. Pribadi)
Kalau di rumah, selain jalan kaki, saya pribadi melakukan lari-lari kecil di rumah. Dengan mengingat kata-kata dokter, betapa jantung, hati dan tubuh kita akan sangat berterima kasih kepada kita jika kita bergerak, saya pun berlari-lari kecil secara rutin. Meskipun hanya di dalam rumah, jika dilakukan bolak-balik dari depan ke belakang rumah, aktivitas ini bisa menghasilkan keringat lo. Dan, saya bisa merasakan dampak sehatnya. Selain itu, bisa dilanjutkan dengan gerakan peregangan, olah nafas, dan relaksasi di halaman rumah atau di teras rumah sambil menikmati udara segar, desau dan riak kecil air kolam, serta gemericik pancuran di kolam minimalis kami.

Berolahraga dalam Komunitas 

Olah Raga Bersama Komunitas (Doc. Pribadi)
Selain berolahraga sendiri di rumah, saya juga ikut olahraga dalam komunitas. Dengan ikut komunitas, kita akan benar-benar bergerak, karena kita akan bergerak menuju lokasi latihan atau pertemuan. Manfaat yang diperoleh pun bisa lebih berlipat. Selain kesehatan fisik, kita juga memperoleh manfaat kesehatan sosial, spiritual, emosional, dan bahkan kesehatan ekonomi. Semakin banyak kenal orang, maka semakin besar peluang untuk membangun jaringan, bukan? 

Melakukan Hobi di Tempat Terbuka

Berkebun di Halaman Rumah (Doc. Pribadi)
Pak Suami memang sangat mendukung anggota keluarga untuk sehat. Meskipun tinggal di kota, dengan lahan yang tidak selapang di desa, suami menyisakan secuil dua cuil lahan untuk membuat kolam ikan kecil, kolam renang minimalis, dan lahan kosong untuk bertanam lengkap dengan pancuran airnya, sehingga suasananya seperti di desa. Apalagi ada cuitan burung tetangga yang turut menyemarakkan suasana.

Saya juga diberi kesempatan untuk menanam tanaman di dalam pot. Yaaa, pastinya ditempatkannya di pinggir-pinggir teras dan halaman, di atas rak sandal, di atas meja taman, di bawah meja taman, di atas rak sepatu. Bahkan di garasi :-) 

Akftivitas bertanam ini, akan memberikan banyak sekali manfaat bagi kesehatan jasmani dan rohani. Dengan bertanam, kita pasti akan didisiplinkan untuk bergerak, setidaknya kita akan rutin menyiram tanaman. Selainnya, kita juga akan mencabuti gulma, membersihkan dedaunan yang rontok, memotong daun-daun bunga yang sudah tua, memangkas ranting yang sudah merimbun, memindah pot, mengangkat pupuk dan tanah serta media tanam lainnya.

Saya juga dimudahkan saat ingin memasak lo, membuat minuman herbal, dan pengobatan sederhana. Selain itu, juga menyegarkan udara di lingkungan rumah. Banyaknya tanaman akan menyerap polusi udara dan mengeluarkan banyak oksigen di siang hari.

Memelihara Ikan juga Membuat Kita Rutin Beraktivitas (Doc. Pribadi)
Demikian pula dengan aktivitas memelihara ikan hias di kolam. Kegiatan ini membuat kita disiplin untuk membersihkan kolam dan memberi makan ikan. Bukan hanya kita yang beraktivitas, memelihara ikan juga bisa menjadi media belajar dan bermain bagi anak-anak.

2. Konsumsi Sayur dan Buah 

Banyak-banyak Konsumsi Buah dan Sayur (Doc. Pribadi)
Selama ini mungkin kita banyak makan makanan yang bisa memenuhi selera lidah dan perut, sehingga kurang memperhatikan kandungan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Selain itu, kita juga akan menjadikan sibuk dan kepraktisan sebagai alasan kita untuk lebih memilih membeli makanan fast food, makanan instan, dan memilih camilan yang tidak sehat. 
Kini saatnya kita kembali untuk membiasakan konsumsi sayur dan buah. Menyediakan buah di atas meja makan akan membuat kita dan anak-anak terbiasa untuk mengonsumsi buah. Demikian pula dengan sayuran. Sedikit langkah kita ke pasar tradisional akan membuat tubuh kita sehat. Pemenuhan kebutuhan serat akan melancarkan metabolisme tubuh.

3. Teratur dalam Memeriksakan Kesehatan 

Pemeriksaan Kesehatan (Doc. Pribadi)
Bisa jadi kita merasa bahwa tubuh kita baik-baik saja, tetapi sebenarnya ada bagian tubuh kita yang sedang tidak dalam kondisi baik, tetapi masih diam saja dan belum menunjukkan gejala. Seperti yang sudah saya tulis di atas, bahwa selama ini saya merasa tubuh saya baik-baik saja. Tetapi saat diperiksa dokter, ternyata kolesterol saya sudah harus diperhatikan levelnya. Jika hal ini tidak segera diketahui, kita tidak akan bisa mengantisipasi dengan upaya pencegahan penyakit tidak menular sejak dini. 


Germas di Tempat Kerja

O iya, bagi yang punya usaha, seperti suami saya, yang mempekerjakan karyawan, gerakan masyarakat hidup sehat ini juga bisa dilakukan di kantor lo.  Di kantor suami saya ada gerakan tanpa rokok. Jadi, karyawan laki-laki tidak diperkenankan merokok di tempat kerja. Bahkan, sangat ditekankan suaya berhenti merokok. Karena selain merokok memiliki banyak kemudharatan (keburukan atau kerugian) bagi kesehatan diri, juga akan sangat berdampak buruk bagi para perokok pasif, baik keluarga sendiri maupun rekan kerja.

Beberapa contoh program Germas yang bisa dibiasakan di tempat kerja di antaranya adalah:
  1. Anda bisa memprogramkan penyelenggaraan pemeriksaan kesehatan rutin di tempat usaha Anda, misalnya enam bulan sekali. Hal ini bisa dilakukan dengan bekerjasama dengan dokter yang ada di sekitar tempat usaha Anda. Dengan demikian, bagi karyawan yang membutuhkan kacamata, membutuhkan pengobatan segera bisa diketahui sejak dini. Suami saya melakukan itu dengan bekerja sama dengan dokter keluarga yang kemudian diarahkan untuk melayani karyawan juga. Jadi, ketika ada karyawan yang menderita penyakit tertentu, bisa ditangani dengan intensif dan bisa sehat dan kembali bekerja secara normal lagi. 
  2. Anda bisa memprogramkan program makan bersama seminggu sekali, atau menyediakan makan siang buat karyawan. Dengan demikian, Anda bisa membantu mengontrol jenis makanan sehat yang dikonsumsi karyawan. Kalau di tempat kerja suami, setiap hari Jum’at ada program makan bersama yang disediakan oleh kantor. 
  3. Anda bisa menyediakan waktu satu hari dalam seminggu sebagai ‘hari karyawan’. Kalau di tempat kerja suami saya, hari Sabtu memang tidak diliburkan, tetapi karyawan masuk setengah hari, dengan jadwal belajar mengaji pagi, berolahraga di luar kantor (kadang juga melakukan sparing dengan karyawan di tempat lain, seperti futsal dan bulu tangkis), dan bercengkerama bebas. Selain itu, juga ada program jalan-jalan bareng, nonton bareng, sehingga karyawan terfasilitasi kebutuhan kesehatan fisik, sosial, emosional, dan spiritualnya.    
Olah Raga Bersama Para Karyawan (Doc. Pribadi)
AKHIRNYA, sebagai penutup, ada tips dari ketua komunitas kesehatan yang saya ikuti untuk hidup sehat tanpa diet ketat yang diformulasikan sebagai BNI (Batasi, Nikmati, Imbangi)

Batasi, yaitu membatasi makanan yang dimakan dalam hal kuantitas. Makan seperlunya saja, dan tidak boleh berlebihan (kekenyangan). Jadi, kita boleh memilih makanan apa saja yang disukai, tetapi dalam kuantitas yang terkendali. 

Nikmati, yaitu menikmati makanan yang dipilih. Mengunyahnya dengan jumlah kunyahan yang cukup dan tidak tergesa-gesa dalam menelan makanan. Kemudian merasakan sensasi rasa makanan di lidah akan membuat kita bisa memproses makanan dengan cara yang lebih sehat. Dengan demikian, ezim-enzim pencernaan akan bekerja dengan baik dan membantu organ pencernaan mengolah makanan dengan baik pula. Sehingga nutrisi yang dibutuhkan tubuh juga akan lebih mudah terserap dan teralirkan ke dalam tubuh secara tepat. 

Imbangi, yaitu menyeimbangkan jenis makanan, mulai karbohidrat, lemak, dan protein, serta vitamin dan mineral. Makan nasi tetap bisa tiga empat atau lima kali sehari, tetapi harus dalam kuantitas yang berimbang dengan kebutuhan protein, lemak, vitamin, dan mineralnya. Imbangi juga aktivitas fisik yang teratur dan sesuai dengan kondisi tubuh.

No comments:

Post a Comment

About Me

Just a little bit of woman, mom, and wife ...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...