It's Okay If You're Not Okay

Yolanda Putih di Depan Rumah @floragardenmama Ketika kita bisa memaafkan orang lain, lalu mengapa kita tidak bisa memaafkan diri sen...

Saturday, December 29, 2012

Day Care - Tempat Penitipan Anak

Dengan beraktivitasnya perempuan di luar rumah untuk bekerja yang berpenghasilan, maka mobilitas mereka semakin tinggi. Akhirnya perempuan harus memilih untuk mengurangi salah satu aktivitas atau pekerjaannya. Salah satu aktivitas yang bisa diminimalkan adalah pengasuhan anak ketika ibu harus bekerja di luar rumah. Beberapa cara bisa dipilih oleh ibu yang bekerja dalam memecahkan masalah terkait dengan pengasuhan anak ketika pasangan suami dan isteri harus bekerja, seperti menggunakan jasa pembantu, baby sitter, menitipkan anak pada anggota keluarga yang lain (kakek-nenek, paman, dan lain-lain), menitipkan ke tetangga, atau menitipkan anak pada tempat penitipan anak.
 Dari beberapa cara di atas, menitipkan anak di tempat penitipan anak (TPA) atay day care merupakan salah satu solusi yang dianggap tepat oleh pasangan suami isteri, terutama bagi yang jauh dari sanak keluarga atau orang tua. Sebagian pasangan beranggapan bahwa selain pekerjaan kantor tidak terganggu, keselamatan dan keamanan anak-anak lebih terjamin. Sepulang kerja, biasanya para ibu atau pasangan suami isteri akan segera menjemput anaknya dan bisa pulang bersama-sama. Orang tua juga merasa lebih merasa tenang ketika anak-anak berada di tempat pengasuhan, karena ada yang menjaga, merawat, dan teman bermainnya juga banyak 
(Harian Suara Merdeka, Kamis, 13 Maret 2003. Tempat Bermain Itu Bernama Penitipan Anak (1): Anak-anak Malah Rajin Buat PR. Diakses melalui http://www.suaramerdeka.com/ harian/0303/13/nas8.htm.). 
Selain itu, daya tarik tempat penitipan anak salah satunya adalah adanya berbagai mainan yang bersifat edukatif. Hal yang jauh berbeda dengan keadaan ketika anak dititipkan pada pembantu atau kerabat 
(Malang Raya, Selasa, 18 Agustus 2009. Selektif Sebelum Memilih Tempat Penitipan Anak. Diakses melalui http://malangraya.web.id/2009/08/18/selektif-sebelum-memilih-tempat-penitipan-anak/). 

Tempat penitipan anak bagi konsumen merupakan suatu wadah untuk anak anak untuk mengembangkan kreativitas nya dengan cara bermain dan belajar pada waktu orang tua mereka sibuk bekerja atau beraktivitas. Adanya tempat penitipan anak ini dikarenakan pertumbuhan dan perkembangan anak sangat penting dan tidak boleh dilewati begitu saja,karna bermain itu menyenangkan, belajar melalui bermain memungkinkan seorang anak untuk belajar secara alami dan santai. Melalui permainan seorang anak menjadi imajinatif, kreatif, bebas, gembira dan terarahkan,hal tersebut dapat meningkatkan semangat optimal bagi seorang anak untuk belajar,dan juga merupakan suatu tempat yang menyenangkan, tempat penitipan anak merupakan suatu tempat yang diolah oleh lembaga atau yayasan tertentu baik swasta maupun Pemerintah yang dipergunakan untuk melayani penitipan anak-anak dengan batasan waktu sesuai perjanjian.
(Natadjaja, Listia. Tempat Penitipan Anak, Mewah, Menengah dan Sederhana (Studi Perbandingan Perkembangan Anak Balita Secara Kognitif Motorik Afektif). Dimensi Teknik Arsitektur Vol. 35, No. 2, Desember 2007: 143 – 151). 

Berdasarkan penelitian di Universitas California, lebih dari 5 juta anak dititipkan di tempat penitipan anak atau pra sekolah. Di antara ibu-ibu bekerja dengan anak berusia lima tahun atau kurang, 33% menggunakan jasa penitipan anak keluarga, yaitu tempat penitipan anak yang dijalankan di luar rumah seseorang, 28% menggunakan jasa tempat penitipan anak, 28% mengubah jadual supaya mereka tidak perlu menggunakan jasa dari luar untuk menjaga anak, dan 10% menggunakan inang pengasuh atau kerabat. Di dalam memilih tempat penitipan anak maka orang tua perlu mempertimbangkan beberapa faktor, di antaranya adalah rasio staf dengan anak yang tinggi, gaji guru yang baik, tingkat pendidikan staf yang tinggi, rendahnya angka keluar masuk pegawai, manajemen yang baik  Menurut NAEYC (National Association for the Education of Young Children), rasio yang ideal adalah satu orang dewasa untuk tiga sampai empat bayi, satu orang dewasa untuk empat atau lima anak berusia 2 tahun, satu orang dewasa untuk delapan hingga sepuluh anak berusia 4 tahun . 
(Gurian, Michael. The Wonder of Boys: Cara Membesarkan Anak Laki-laki Manjedi Pria Sejati. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta. 2006. Hal. 146-147)

Woolfson juga menjelaskan bahwa hal yang harus dipertimbangkan mengenai jasa pengasuhan anak di antaranya adalah : 
  1. Rekomendasi pribadi. Setiap orang memiliki pendapat masing-masing mengenai apa yang cocok bagi seorang anak. Tapi, rekomendasi pribadi mengenai jasa pengasuhan anak, kelompok bermain, atau tempat pengasuhan anak tertentu dan seseorang yang dikenal bisa dijadikan dasar pertimbangan yang kuat dan memberi rasa aman. 
  2. Kualifikasi. Hampir semua staf pengasuhan anak professional memiliki kesempatan mendapatkan pelatihan resmi mengenai berbagai aspek pengasuhan dan perkembangan anak. Tentu saja, mengandalkan kualifikasi semata tidak menjamin pengasuhan yang berkualitas. Namun demikian, akan menjadi sangat sulit jika harus menitipkan anak pada orang yang tidak pernah mendapatkan pelatihan secara khusus. 
  3. Kepribadian. Saat menempatkan anak di bawah pengasuhan sementara orang lain, diperlukan pertimbangan mengenai kesesuaian cara pandang tempat pengasuhan anak tersebut dengan pengguna jasa. Masalah bisa timbul saat standar tingkah laku yang diharapkan di rumah dan di tempat pengasuhan anak berbeda. Idealnya, keduanya harus sejalan. 
  4. Standar. Setiap tempat yang menawarkan fasilitas pengasuhan anak harus memenuhi persyaratan umum yang menjamin kualitas tempat tersebut. Jangan ragu untuk menanyakan bukti (seperti sertifikasi) yang menyatakan tempat tersebut telah memenuhi standar. Ini adalah hal yang patut diperhatikan. 
  5. Kenyamanan. Penggunaan jasa pengasuhan anak harus sesuai dengan jadual harian pengguna jasa. Pengguna juga harus mempertimbangkan biaya yang diperlukan. Jika ada biaya tambahan maka biaya tersebut harus sesuai dengan kondisi keuangan. 
 (Woolfson, Richard C. Mengapa Anakku Begitu? Panduan Praktis Menuju Pola Asuh Positif. Jakarta: Erlangga For Kids. 2006. Hal. 82-83)

No comments:

Post a Comment

About Me

Just a little bit of woman, mom, and wife ...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...