It's Okay If You're Not Okay

Yolanda Putih di Depan Rumah @floragardenmama Ketika kita bisa memaafkan orang lain, lalu mengapa kita tidak bisa memaafkan diri sen...

Saturday, October 25, 2014

Ikan Patin dari Tambak Pak Dradjat

Hari ini memang hari Suro, bertepatan dengan Tahun Baru Hijriyah 1 Muharam 1436H. Tetapi bagiku, hari ini bisa jadi hari Ikan. Sedari pagi harus memandangi ikan-ikan hias dan bahkan memangkunya sepanjang perjalanan. Dan, sore harinya harus menggoreng ikan yang baru diangkat dari tambak. 
Hmmm ... Pagi tadi sampai dhuhur saya harus memandangi ikan-ikan hias warna-warni di Pasar Ikan Hias Gunungsari bersama my hubby. My hubby memang lagi gemar-gemarnya sama ikan-ikan hias. Hampir setiap hari selalu harus bersama ikan-ikan yang dipelihara di kolam kecilnya. Koleksinya pun selalu bertambah, karena setiap kali melihat orang berjualan ikan hias, baik yang di pinggir jalan maupun di kedai, atau pun di dalam pasar, so pasti akan menghampiri dan membelinya. Bahkan saat jalan-jalan ke pantai pun, dan menemukan ikan yang unik, pasti akan dibawanya pulang. Kerang-kerangan dan rumah keong pun akan dibelinya untuk mengisi kolamnya.

Begitu pula dengan hari ini, begitu masuk pasar ikan hias di Gunungsari 71 ini, maka ikan-ikan kecil di akuarium penjualnya pun berpindah ke plastik-plastik untuk dibawa pulang. Tidak lupa pula dengan batu-batu warna-warni, filter, dan menambah akuarium pula. Pastinya juga dengan segala erlengkapan keakuariumannya. Dan, karena hari ini kami hanya jalan berdua dan membawa si Mio, maka saya harus memangku si ikan dan bebatuannya. Sementara akuariumnya diletakkan di bagian depan. Usai sudah, bebelian ikan hias, dan berkutatlah my hubby dengan ikan-ikannya. Sesiang-siangnya .... 
Sore harinya, saat kami tengah santai, weelah, ada telepon dari nomor tidak dikenal. Kami kira telepon dari pelanggan. Weee, ternyata telepon dari Pak Dradjat, HRD di kantor my hubby. Beliau menanyakan apakah kami ada di rumah.

Dan ... Jreng, jreng, jreng ....
Ternyata, pak Dradjat membawa tiga ekor ikan patin besar-besar. Kata beliau, itu ikan dari tambak. Ahemmm ... Setelah dituang di wastafel dapur, masih ada yang hidup satu ekor. Dan, naluri my hubby pun langsung bercuap-cuap. Itu ikan mau ditaruh di kolamnya. Sambil geleng-geleng kepala saya hanya mengangguk-angguk. Walaupun dalam hati kecilku bilang, la wong ikan sudah diangkat dari tambak kok mau dicemplungin ke kolam. Bisa-bisa dia jadi raja nanti di kolam. Tetapi, karena hari sudah sore, maka si Patin pun kami biarkan saja berenang di wastafel. Kasihan kalau dimasukkan ke kulkas, bukankah dia masih hidup? Kalau yang satu, biarlah dia menemani di wastafel, sementara yang satunya lagi siap dipotong dan digoreng. Ditambah sambel terasi, dan .... dia pun menjadi teman santap malam kami .... 
Dua dari Tiga Ekor Ikan yang Masih Di Dalam Wastafel
Nah, Yang Satu Sudah Masuk di Penggorengan .....
Nah, Yang Ini Sudah Masuk Piring. Siap untuk DIsantap Malam ......
Terimakasih Pak Dradjat .... Segar dan gurihnya ikan Patin dari tambak Bapak menemani segarnya serbat blewah yang kubuat sore tadi ....

Dan,
Untuk ikan patin yang masih hidup, sementara tinggal di ember dulu ya. Kasihan kalau harus berkecimpungan di wastafel sendirian ....
Tinggal Sendirian di Ember, Karena Yang Satunya harus Masuk Frezer .....
Tidak lupa .... Selamat Tahun Baru HIjriah, 1 Muharam 1436 H ....

All Pics taken by @mom_of_five, October 25, 2014.

No comments:

Post a Comment

About Me

Just a little bit of woman, mom, and wife ...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...