Barusan ditelpon sama si kakak kedua, yang sedang kuliah di luar kota. Setelah ngobrol-ngobrol ngalor bin ngidul (aka ngobrol banyak), akhirnya obrolannya ke tugas kuliah yang mengharuskan dia wawancara dengan kepala desa.
Sebenernya, kemarin sudah saya hubungkan dengan si pak Kades yang kebetulan adalah teman saya waktu di Sekolah Dasar.
Nah, ternyata si kakak kedua ini sudah janjian dengan si pak Kades tanggal 24 Maret kemarin. Unfortuntely, si kakak pertama yang biasanya menjemput si kakak kedua ke kos-an sedang ikut my hubby ke Jakarta. So, si kakak kedua ga jadi dijemput dan diantar untuk wawancara.
Nah, hari ini, si kakak kedua minta saya telponkan si pak Kades lagi.
Yuppss, bukan masalah mau atau tidak, tapi si kakak kedua harus belajar bernego sendiri. Karena itu adalah bekal hidup yang harus dia punya saat menjalani kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat. Dia juga harus belajar bagaimana membikin janji dan etika serta apa yang harus dipenuhi saat membuat janji dengan orang lain, baik saat telat untuk memenuhi maupun saat pembatalan janji, dan bagaimana membuat janji ulang (reschedule).
So, semua kukembalikan pada dia.
Yaaa... walaupun dia sempat bilang minta tolong saya yang telpon ke si paj Kades, dengan dalih secara sesama teman akan lebih mudah nego waktu dan ketemuannya. Hehehe....
Tapiiii...
Sekali lagi, dia harus belajar,
Termasuk saat dia mengeluhkan teman satu kelompoknya yang membuat dia harus dalam dilema. It's okay. Dia sudah mahasiswa dan tugasnya bukan hanya sekedar belajar mata kuliah di kampus, tapi juga mata kuliah dalam kehidupan.
Itu pula salah satu alasan yang mendasari saya memutuskan untuk kasih izin dia untuk kuliah dan kos di luar kota. Dan tidak saya taruh di keluarga kerabat. Yak, supaya dia belajar dalam kemandirian. Bukan sakedap-sakedap mendapat kemudahan karena kasihan.
Daaaan, belajar hidup, tidak hanya disampaikan kepada si kakak kedua. Tapi juga kepada si kakak pertama, ketiga, keempat, dan kelima. Tentunya kadar pembelajarannya berbeda-beda, sesuai dengan usianya.
Kalau si bungsuuu, si baby Al masih jadi raja inniiih ....dan dia pun harus mulai belajar bagaimana membangun persaudaraan dan persahabatan dengan si kakak-kakak yang sudah pada gedhe-gedhe.....
No comments:
Post a Comment